Pembelajaran kontekstual berbasis masalah merupan model pembelajaran gabungan antara pembelajaran berdasarkan masalah atau biasa dikenal dengan Problem Based Learning (PBI) dengan pengajaran dan pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning ( CTL ). Model pembelajaran PBI ini dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Sudjana. 2001: 19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. (Ratumanan, 2002: 123). sedangkan CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan dunia nyatadan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan. (Trianto, 2009: 104)
Pembelajaran Kontekstual Berbasis Masalah (PKBM)
adalah suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas egiatan belajar siswa
untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat
konkret yang merupakan kehidupan nyata melalui keterlibatan aktifitas siswa
dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri, dalam proses ini menggunakan
berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk menghadapi segala seuatu yang
baru dan kompleksitas yang ada. Dengan Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Masalah (PKBM) Guru dapat
mengorentasiakan siswa pada masalah kontekstual yang mendorong mereka untuk
mampu menemukan masalahnya, menelaah kuantitas, kualitas dan kompleksitas
masalah yang diajukan.
Paedagogi pembelajaran kontekstual berbasis masalah membantu
untuk menunjukkan dan memperjelas cara berpikir serta kekayaan dari stuktur dan
proses kognitif yang terlibat didalamnya. PKBM mengoptimalkan tujuan,
kebutuhan, motivasi yang mengarahkan suatu proses belajar yang merancang
berbagai macam kognisi pemecahan masalah. Inovasi PKBM menggabungkan penggunaan
dari akses e-learning, interdisipliner
kreatif, penguasaan, dan pengembangan keterampilan individu.
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Masalah (PKBM) adalah sebagai berikut:
- Permasalahan
menjadi starting point dalam belajar.
- Permasalahan
yang diangkat adalah permasalahann yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur;
- Permasalahan
membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective)
- Permasalahan,
menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang
kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar;
- Pemahaman
diperoleh dari interaksi dengan scenario permasalahan dan lingkungan
belajar;
- Belajar
pengarahan diri menjadi hal utama;
- Menciptakan
masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi, tanya
jawab, dan lain sebagainya.
- Pemanfaatan
sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber
informasi merupakan proses yang esensial dalam PKBM;
- Belajar
adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
- Pengembangan
keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan menguasai isi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan;
- Pengetahuan
terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social;
- Melakukan
penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan sebenar-benarnya pada
setiap siswa;
- Keterbukaan
proses dalam PKBM meliputi sintesis dan intelegensi dari sebuah proses
belajar; dan
- PKBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
Sintaks, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Kontekstual berbasis Masalah dapat di Download di link berikut ini
Semoga bermanfaat
0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH (PKBM)"
Posting Komentar